Pemkab Kutim Pastikan Harga Pangan Stabil Jelang Akhir 2025

Foto : Kepala Bagian Perekonomian Sekretariat Kabupaten Kutim, Vita Nurhasanah.

Instankaltim.com – Kutim – Menjelang akhir tahun 2025, harga komoditas hortikultura seperti bawang merah, cabai merah, dan cabai rawit di Kabupaten Kutai Timur (Kutim) mengalami penurunan signifikan dalam beberapa minggu terakhir.

Kondisi ini turut memberikan dampak positif terhadap daya beli masyarakat, terutama bagi para ibu rumah tangga yang selama ini terbebani lonjakan harga bahan pangan strategis tersebut.

Hal ini disampaikan Kepala Bagian Perekonomian Sekretariat Kabupaten Kutim, Vita Nurhasanah, saat ditemui di ruang kerjanya, Kantor Bupati Kutim, Selasa (02/12/2025).

Vita menegaskan pihaknya terus melakukan pemantauan harga di pasar yang dilakukan secara rutin setiap minggu untuk mencerminkan dinamika pasar yang sesungguhnya.

Menurutnya, langkah ini sangat penting untuk menjaga stabilitas harga pangan di Kutim, karena fluktuasi harga komoditas tertentu dapat berdampak langsung terhadap inflasi di tingkat daerah.

“Kita terus memantau harga-harga di pasar, terutama komoditas yang sensitif terhadap inflasi. Data yang diperoleh akan dianalisis dan dijadikan dasar bagi kebijakan serta intervensi pasar jika diperlukan,” ujar Vita.

Ia mengungkapkan bawang merah, cabai merah, dan cabai rawit merupakan komoditas yang secara historis cenderung mengalami fluktuasi tinggi, sehingga pemantauan yang akurat menjadi sangat krusial.

Vita menekankan, meski penurunan harga memberi dampak positif terhadap daya beli masyarakat, sifat data pemantauan bersifat dinamis dan dapat berubah setiap minggu.

“Untuk minggu berikutnya, tren harga bisa berbeda tergantung kondisi pasar harian. Oleh karena itu, pemantauan yang kontinyu sangat diperlukan, agar respons kebijakan tetap cepat dan tepat sasaran,” tambahnya.

Vita menjelaskan, TPID Kutim juga berkolaborasi dengan pihak-pihak terkait, termasuk Disperindag dan pedagang pasar lokal, untuk memastikan data yang diperoleh valid dan mencerminkan kondisi sebenarnya.

“Dengan pendekatan ini, pemerintah daerah dapat mengambil keputusan yang tepat dalam menstabilkan harga, baik melalui kebijakan distribusi maupun intervensi pasar jika diperlukan,” jelasnya.

Selain itu, pemantauan harga pangan ini juga diintegrasikan dengan program pengendalian inflasi di tingkat nasional, sehingga Kutim tetap selaras dengan strategi nasional.

Tak hanya itu, ia menuturkan stabilitas harga pangan merupakan salah satu indikator penting dalam menjaga kesejahteraan masyarakat, khususnya bagi rumah tangga yang sangat bergantung pada harga komoditas pokok.

“Dengan pemantauan yang rutin dan intervensi yang tepat, kita berharap harga pangan tetap terjangkau, inflasi dapat dikendalikan, dan masyarakat memperoleh manfaat langsung dari kebijakan yang kami jalankan,” pungkasnya.(Adv).

Penulis: Dirhan

Exit mobile version