TENGGARONG – Penutupan Expo Erau Adat Pelas Benua 2023 begitu berwarna. Malam bertabur bintang itu berhasil membuat seisi halaman Stadion Rondong Demang bergoyang. Lebih spesial lagi, Bupati Kukar Edi Damansyah meluncurkan buku keduanya. “Mengayuh Waktu Membangun Kukar” judulnya.
Buku setebal 249 halaman ini ditulis oleh tim dari Swasaba Research Initiative (SRI), Yogyakarta pada 2023 ini. Menggambarkan catatan kritis dan rekam jejak inspiratif Bupati Kukar, Edi Damansyah. Mulai dari menapaki karier sebagai tenaga honorer, PNS, sekretaris kabupaten, wakil bupati hingga bupati.
Dalam perencanaan penulisannya, editor buku, Herry Nugroho mengaku sempat mendapat pertanyaan dari Edi Damansyah. “Apakah perjalanan kariernya pantas dibukukan ?” Setelah menjelaskan konsep buku yang berisi kritik membangun, Edi akhirnya setuju dan mempersilahkan penulisan buku.
Dalam pengantar bukunya, Herry Nugroho menjelaskan, buku ini merupakan pelengkap dari dokumen evaluasi yang wajib dibuat setiap akhir periode tahunan. Biasa disebut Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) menjelang akhir masa jabatan.
Biasanya, lanjut dia, dokumen yang dirilis per tahun dan per lima tahun ini hanya terfokus pada pencapaian kuantitatif atas pembangunan yang dicapai. Sementata, porsi pencapaian kualitatif mendapatkan ruang yang kecil dalam laporan. Dengan demikian, ia menilai, potret pencapaian yang ditampilkan terkesan kering dan kurang informatif.
Kehadiran buku ini diharapkan menjadi penyeimbangan atas kekurangan yang terdapat dalam laporan teknokratis tersebut. Terlebih, konten buku ini menghadirkan dua sisi. Menyajikan aspirasi langsung dari masyarakat.
Konsekuensinya, isi buku ini tidak hanya sekedar menyajikan narasi keberhasilan dan puja-puji. Tetapi, juga menampilkan sisi-sisi kekurangan yang tidak bisa dijangkau dokumen resmi. Termasuk juga saran dan kritik konstruktif dari sejumlah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). Baik itu Jatam Kaltim, Walhi Kaltim dan Pokja 30.
“Ini sejarah di Indonesia, belum ada satu pun bupati di Indonesia yang membuat buku seperti ini,” ungkap Herry Nugroho, Minggu, 1 Oktober 2023 ketika peluncuran buku di Halaman Parkir Stadion Rondong Demang.
Herry menjelaskan, frasa “Mengayuh Waktu” dipilih sebagai diksi yang menggambarkan masa jabatan Edi Damansyah ketika buku ini ditulis mendekati senja akhir masa jabatannya. Sisa waktu yang singkat ini, terang Herry tak menyurutkan semangat Edi Damansyah. Tetap dalam kecepatan penuh mewujudkan obsesi dan janji-janji politiknya : Membangun Kutai Kartanegara.
Tim penulis lainnya, Mochammad Faried Cahyono menambahkan, dalam penulisan buku ini, para penulis menantang bupati dan narasumber lain berkata jujur. Upaya ini agar kepala daerah seperti Edi Damansyah bisa terus menjadi pemimpin dan manusia yang baik.
Edi Damansyah senang buku ini berhasil diselesaikan bertepatan dengan hari ulang tahun Tenggarong ke 241 pada 27 September 2023 lalu. Edi berharap buku ini menjadi inspirasi bagi generasi muda di Kukar. Bahwa, anak kelahiran pedalaman hulu Sungai Mahakam seperti Edi bisa menjadi orang nomor satu dan mengabdi kepada masyarakat di Kukar.
“Saya berasal dari tanah hulu. Bahkan, tempat kelahiran saya, kalau dicari di google tidak ketemu,” canda pria 58 tahun kelahiran Desa Ngayau Kecamatan Muara Bengkal ini. “Buku ini salah satu referensi generasi muda di Kukar. Baca buku ini, saya pastikan terinspirasi isinya,” sambungnya.
Bunda PAUD Kukar yang juga istri Edi Damansyah, Maslinawati terharu dengan peluncuran buku kedua tentang perjalanan dan perjuangan Edi. 33 tahun mendampingi Edi, Maslinawati menilai Edi memang sosok pekerja keras yang selalu memikirkan rakyat.
“Saya terharu, bapak lebih banyak mendampingi masyarakat di banding kami (di rumah). Tapi kami selalu mendukung,” ujarnya.