Dosen sekaligus Peneliti Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta Alia Bihrajihant Raya menilai pertanian terintegrasi berbasis kawasan di Kukar memiliki banyak keunggulan. Salah satunya karena Kukar memiliki kawasan pertanian pangan dan holtikultura yang luas.
Saat ini Pemkab Kukar telah menetapkan lima kawasan pertanian berbeda di Kukar sebagai lokasi pertanian terpadu.
Lima kawasan pertanian yang ditetapkan yakni Kecamatan Marangkayu, Sebulu-Muara Kaman, Tenggarong – Loa Kulu, Tenggarong Seberang I, dan Tenggarong Seberang II.
Jika dikelola maksima, ia meyakini, program tersebut mampu mencapai tujuannya menjadi lumbung pangan Provinsi Kalimatan Timur, dan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.
“Kawasan pertanian terintegrasi di Kukar bisa dipastikan memiliki nilai strategis dan mampu memasok kebutuhan pangan di Kaltim dan IKN,” jelas Alia ditemui di Kukar, baru-baru ini.
Konsep Pertanian terintegrasi berbasis Kawasan ini ke depan akan menjadi pengembangan perekonomian yang terbarukan.
“Sehingga fokus pembangunan itu semakin mengarah pada semua lapisan masyarakat,” akhirinya.
Melihat besarnya peluang ini, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kutai Kartanegara (Bappeda Kukar) berinisiatif menggelar penelitian ini. Menggandeng peneliti dari UGM.
Tujuan penelitian itu ucap Plt Kepala Bappeda Kukar, Syarifah Vanesa Vilna adalah, ingin mengetahui tingkat kelayakan usaha pertanian dari lima kawasan tersebut.
Oleh sebab itu untuk menerima data akurat hasil penelitian, Bappeda dan tim peneliti UGM memfokuskan tiga kecamatan sebagai lokasi sampel penelitian pilot project pertanian terintegrasi berbasis kawasan.
“Tiga kecamatan itu ialah Sebulu-Muara Kaman, Tenggarong -Loa Kulu dan Tenggarong Seberang,” tuturnya (*adv/diskominfokukar)