banner 1024×768

BUMDes Giri Agung Sukses Kendalikan Harga Beras Petani

instankaltim.com (kukar) Harga jual gabah seringkali merugikan petani. Masalah utamanya adalah belum banyak tersedia lantai jemur gabah basah setelah padi dipanen. Para petani pun terpaksa menjual gabah basah yang harganya murah. 

Permasalahan itu dilihat oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Giri Agung, Kecamatan Sebulu, Kutai Kartanegara. Padahal, dalam setahun terakhir, Desa Giri Agung menghasilkan 900 ton gabah. BUMDes Giri Agung membuat terobosan. Tujuannya mengendalikan harga beras di kalangan petani. 

Kepala Desa Giri Agung, Supriyadi, menjelaskan, pemerintah desa mengusulkan pembelian lantai jemur padi agar menghasilkan gabah kering giling. Usulan itu disambut Pemkab Kukar. Gudang dan mesin pengupas kulit gabah menjadi beras pun dibangun.

Urusan administrasi juga diselesaikan. Pemerintah desa membantu mendaftarkan BUMDes Giri Agung mendapatkan izin pengelolaan perdagangan beras di desa. Izin akhirnya diperoleh dari Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi. 

“BUMDes juga memiliki Nomor Induk Berusaha (NIB) dari Kementerian Hukum dan HAM,” jelas Supriyadi. 

Kini, BUMDes Giri Agung menjadi satu-satunya BUMDes di Kecamatan Sebulu yang izinnya terintegrasi ke pemerintah pusat. Lewat perizinan tersebut, BUMDes Giri Agung bisa mengolah dan mendistribusikan padi petani desa dengan harga yang terkendali. 

Usaha tersebut bertujuan agar petani mendapatkan harga yang sesuai dengan harga eceran tertinggi (HET). Pada musim panen, harga tidak jatuh sementara pada musim paceklik harga tidak naik tinggi. 

“Dalam waktu dekat ini, BUMDes Desa Giri Agung berencana bersinergi dengan Badan Urusan Logisitik atau Bulog. Kerja sama ini untuk mengendalikan harga beras pada perayaan hari besar keagamaan,” kuncinya. (*adv/diskominfokukar)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *