banner 1024×768

Dispar Bersama Pegiat Wisata Kutim Berkunjung ke Desa Wisata Bonjeruk Tiru Giat Ekonomi

Instankaltim.com – Dinas Pariwisata (Dispar) Kabupaten Kutai Timur (Kutim) bersama rombongan pegiat wisata Kutim, menjadikan Desa Wisata Bonjeruk pilihan kunjungan studi tiru di hari kedua.

Rombongan meninggalkan Kota Mataram menuju Desa Wisata Bonjeruk, yang tepatnya berada di Kecamatan Jonggat, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tennggara Barat (NTB), pada Jumat (01/12/2023).

Sesampainya di lokasi tersebut, rombongan disambut minuman khas Jamu Serbak sebagai welcome drink sebelum berkeliling desa dengan berjalan kaki, sambil melihat secara dekat kehidupan Desa Bonjeruk.

Sepanjang perjalanan, rombongan melihat kegiatan sehari-hari masyarakat, ada yang menenun kain, ada yang beraktifitas di sawah, mengambil pakan ternak bahkan warga menyambut dengan sapaan ramah dan mengajak berinteraksi langsung dengan para pengunjung. Di sini rombongan Kutim benar-benar merasakan penerapan sapta pesona dari warga desanya.

Rombongan Kutim juga melihat dan memperaktekkan cara menenun kain, para peserta pun silih berganti mencoba menenun.mereka dipandu langsung oleh ibu-ibu penenun, di dampingi gaet lokal yang akrab disapa Lia. Produk rumah tenun yang dihasilka oleh pengrajin diantaranya, selendang, sarung, kain, ikat kepala dan produk turunan kain lainnya.

Lia dengan fasih menjelaskan detail apa saja yang disuguhkan dari paket wisata Desa Bonjeruk. Lia yang bernama asli Sesilia Dwi merupakan mahasiswa Universitas Mataram yang sedang magang di desa tersebut dan menariknya lagi, merupakan penduduk lokal yang tergabung dalam Pokdarwis Bonjeruk Permai.

Lia dan rekannya Gunadiusahawan mengajak rombongan ke galeri UMKM Pokdarwis Bonjeruk Permai, sambil menjelaskan produk makan khas yang sediakan.Produk UMKMnya berupa kue aling-ali berbahan dasar gula merah, jamu serbak (welcame drink) keciprut, tape uli dan, jaje ragi, stik duri ikan, sari rempah gula aren, jahe gulung dan banyak lagi lainnya. Nampak rombongan berbelanja sambil menikmati aneka penganan yang tersedia.

Antraksi berikutnya rombongan studi tiru disuguhkan cara mengsangrai kopi khas Bonjeruk, yakni proses tumbuk manual untuk menghasilkan serbuk kopi yang akan disuguhkan kepada rombongan sambil  santai menikmati suguhan kopi panas di pendopo yang tersedia dan dari proses manual ini melahirkan 3 varian rasa kopi yang dihasilkan, yakni kopi orisinil, kopi kayu manis dan kopi gula.

Semabari menunggu santap siang, peserta disuguhkan pementasan seni berupa tarian tradisional diiringi musik gamelan, dua gadis muda menari mengikuti irama gamelan yang hasilkan oleh alat musik tradisional yang dimainkan, sesekali penari menggoda pengunjung ikut menari dan bahkan ada sesi khusus bagi wisatawan atau pengunjung untuk menari dan memperaktekkan gerakan tarian yang baru saja disajiakan.

Menurut keterangan dari pengurus kelompok sadar wisata (Pokdarwis) Bonjeruk Permai Gunadiusahawan bahwa angka kunjungan berkisar 10-15 kali rombongan setiap bulannya.

“Artinya setiap 2 hari sekali ada wisatawan yang hadir ditempat ini, baik itu wisatawan lokal maupun wisatawan mancanegara,” ungkap Gunadiusahawan.

Semntara itu, Joko Padmowadi pengurus Pokdarwis Bumi Indah Jaya Kecamatan Kaubun juga merupakan peserta tour studi tiru memberikan apresiasi dan penilaian tersendiri atas apa dialami di Desa Bonjeruk.

Menurutnya, ada kesadaran yang sangat tinggi dari masyarakat dan tentu butuh proses panjang untuk membentuknya, sehingga bisa terlihat dari cara mereka memperlakukan wisatawan, adat budayanya sangat kental sehingga terbentuk sebuah kultur yang dapat kelola menjadi sebuah sajian dalam bentuk paket wisata.

“Disekitar kita saat ini baik anak-anak, orang tua, lingkungan desa dan bahkan hewan ternak mereka pun tak sekedar objek pelengkap dalam tradisi mereka, tetapi nyata adanya menjadi faktor pendukung yang tak terpisahkan dari satu dan lainnya dan ini sesuatu yang luar biasa,” sebutnya.(Adv).

Penulis: Arman

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *