Instankaltim.com – Baru-baru ini, salah satu mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam Sangatta (STAIS) Kabupaten Kutai Timur (Kutim) menyuarakan protes terkait fasilitas kampus yang yang tidak memadai.
Salah satu video yang diunggah diakun resmi HMJ Syariah Kampus STAIS dengan memperlihatkan seorang mahasiswa mengatakan “helmku memang bogo tapi jika kamu melihat fasilitas kampusku bikin kamu melongo”.
Pasalnya dalam video tersebut, memperlihatkan kondisi jalan masuk kampus, plafon ruang belajar dan masjid yang rusak, toilet umum dan gazebo-gazebo yang tidak terawat, hingga rumput yang tampak rimbun.
Saat dikonfirmasi ke pihak Rektor Kampus STAIS Satria, tak membantah hal tersebut, Katanya, yang mengalami kerusakan parah dan sering mendapat keluhan, yaitu sarana dan prasarana (sarpas).
“Itu sudah saya sampaikan kepada yayasan, beberapa upaya juga telah saya lakukan tapi belum adanya respons. Itu pun yang kami lakukan tanpa sepengetahuan mereka, karena kami tidak diizinkan untuk bergerak di ranah tersebut,” ucapnya saat dikonfirmasi lewat telepon seluler, pada minggu (11/02/2024).
Satria juga mengungkapkan pihaknya juga telah meminta bantuan dari pemerintah daerah terkait hal tersebut. Namun hingga saat ini, belum mendapatkan titik terang, sehingga ia terus melakukan segala upaya untuk menyelesaikan masalah tersebut.
“Bupati pada 2022 lalu saat melepas mahasiswa KKN kami, beliau melihat langsung dan menyarankan untuk segera diusulkan, atas instruksi tersebut kami sampaikan kepada yayasan karena kami dari lembaga tidak ada ruang dalam hal tersebut,” bebernya.
Ia juga berharap, agar adanya perhatian pemerintah terkait normalisasi drainase di wilayah kampus, di mana saat ini rumput di kawasan tersebut juga rimbun.
“Mohon itu kami minta drainase itu dapat dilakukan penormalisasian, karena plang depan itu hampir tertutupi, sehingga kami inisiatif rental alat berat untuk bersihkan itu dan kami estimasi Rp 15 juta,” katanya
Sementara itu, Gilang, mahasiswa yang ada dalam video viral itu menjelaskan tujuan video tersebut untuk mengkritik, agar pihak kampus dapat segera melakukan perbaikan.
“Jelas untuk mengkritik, soalnya saya pertama masuk di STAIS dari tahun 2020, saya belum pernah melihat perbaikan kampus. Jadi memang betul-betul pasang badan dalam video itu,” jelasnya
Ia juga berharap antara pengelola kampus dan mahasiswa harus menyuarakan hal ini kepada pemerintah daerah.
“Kutai Timur ini termasuk kota yang punya tambang batu bara terbesar juga. Masa dikelas pendidikannya dimiskinkan, harapan pastinya kita minta dosen sama mahasiswa meminta bantuan kepada pemerintah,” tutupnya.
Penulis: Dirhan