Instankaltim.com – Kutim – PT Ganda Alam Makmur (GAM) melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) di bidang seni dan budaya (Pesona PT GAM) menghadirkan kolaborasi unik antara Tari Puspanjali dari Bali dan Tari Jepen khas Kutai Timur.
Kolaborasi ini dalam rangka memeriahkan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia (RI) yang digelar di lapangan sepak bola PT GAM dan dihadiri oleh jajaran manajemen bersama seluruh karyawan, Sempayau, Kutim, Minggu (17/08/2025).
Program Pesona PT GAM merupakan inisiatif CSR perusahaan yang berkolaborasi dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kutim (Disdikbud) Kutim, Forum Dance Tradisional (FDT) Kutim, serta sanggar seni binaan CSR PT GAM. Program ini menjadi wujud kontribusi perusahaan dalam melestarikan kearifan lokal di wilayah operasional pertambangan.
Sanggar Tari Bali, Eka Widya Dharma, lima penari menampilkan Tari Puspanjali. Tarian penyambutan khas Bali yang melambangkan penghormatan dan keramah-tamahan. Tarian ini dikenal dengan gerakan lembut namun ritmis, mencerminkan nilai estetika, sosial, dan spiritual masyarakat Bali.
Diciptakan pada tahun 1989 oleh Swasthi Wijaya Bandem bersama seniman karawitan Nyoman Windha, nama Puspanjali berasal dari kata puspa (bunga) dan anjali (penghormatan).
Sementara itu, lima penari perempuan dari Sanggar Tari Gelora Sangkulirang membawakan Tari Jepen, tarian tradisional Kutim yang dipengaruhi budaya Melayu dan Islam. Tarian ini ditandai dengan gerak dinamis, atraktif, serta penuh energi positif, diiringi musik Tingkilan menggunakan gambus, biola, dan syair sarat pesan moral.
Tari Jepen sendiri terbagi menjadi dua jenis utama: Jepen Genjoh, dengan gerakan gelombang, ombak, dan ayunan lincah; serta Jepen Eroh, yang berarti “ramai” atau “gembira.”
Pertunjukan semakin istimewa ketika kedua tarian dipadukan dalam koreografi harmonis. Perpaduan Puspanjali dan Jepen menjadi simbol persatuan dalam keberagaman budaya Nusantara, sejalan dengan semangat kemerdekaan dan kebersamaan yang diusung dalam perayaan HUT RI ke-80.
Meski demikian, proses menggabungkan dua tarian dengan karakter berbeda bukanlah hal mudah. Para pelatih, Aflinizar Julianur Fajar (Duta Tari Kalimantan Timur 2022) dan Mohammad Azmin (Wakil Duta Budaya Kutai Timur 2024), menjelaskan bahwa perbedaan makna dan karakter gerak menjadi tantangan tersendiri. Namun, dedikasi serta latihan intensif para penari akhirnya membuahkan penampilan yang memukau.
“Menggabungkan Tari Bali dan Jepen bukanlah hal yang mudah karena keduanya memiliki karakter gerak berbeda. Namun melalui latihan intensif, anak-anak berhasil menampilkan perpaduan indah,” ujar Aflinizar.
“Saya bangga melihat mereka menyatukan perbedaan menjadi harmoni yang mencerminkan semangat persatuan,” ucapnya dengan penuh bangga.
Penampilan kolaborasi ini tidak hanya menjadi hiburan, tetapi juga memperkuat komitmen PT Ganda Alam Makmur dalam melestarikan seni dan budaya lokal, sekaligus merayakan keragaman budaya Indonesia pada momentum bersejarah HUT RI ke-80.(*)