IMG-20251122-WA0018 4044166e-f72e-47b4-b4bc-ae5d3e481f14

Diskop UKM Kutim Akui Pembinaan Koperasi Sempat Terhambat Akibat Keterbatasan Anggaran

Foto : Kabid Kelembagaan dan Pengawasan Diskop UKM Kutim, Firman Wahyudi.

Instankaltim.com – Kutim – Dinas Koperasi dan Usaha Kecil dan menengah (Diskop UKM) Kabupaten Kutai Timur (Kutim), sempat terkendala membangkitkan koperasi sehat dan aktif. Hal ini disebabkan karena pelatihan hanya dilakukan setahun sekali yang membuat pembinaan tidak maksimal dan perkembangan kelembagaan koperasi berjalan lambat.

Kabid Kelembagaan dan Pengawasan Diskop UKM Kutim, Firman Wahyudi, mengatakan minimnya frekuensi pelatihan itu membuat banyak koperasi stagnan, sebelum akhirnya pemerintah daerah turun tangan dan meningkatkan kapasitas pembinaan secara besar-besaran.

“Sebelum mendapat perhatian serius dari pemerintah daerah, upaya peningkatan kapasitas koperasi kita berjalan sangat terbatas,” ujar Firman, saat ditemui di Kantor Bupati Kutim, Sangatta, baru-baru ini.

Firman mengungkapkan, selama bertahun-tahun pelatihan bagi pengurus dan anggota koperasi hanya dapat dilaksanakan satu kali dalam setahun, itupun bergantung sepenuhnya pada dukungan anggaran dari pemerintah provinsi.

“Ya permasalahan pasti di anggaran yang terbatas, yang mengakibatkan pembinaan koperasi tidak optimal dan perkembangan manajemen kelembagaan berjalan lambat,” ungkapnya.

Firman menilai, kebutuhan pelatihan menjadi sangat penting mengingat masih banyak koperasi yang belum memahami standar administrasi, akuntabilitas, maupun tata kelola yang baik. Dengan jumlah koperasi yang mencapai ratusan dan tersebar di berbagai kecamatan.

“Frekuensi pelatihan yang hanya sekali setahun jelas tidak memadai. Banyak koperasi yang akhirnya mengalami stagnasi bahkan kesulitan memenuhi persyaratan dasar untuk tetap aktif dan sehat,” tambahnya.

Ia memaparkan, keterbatasan anggaran membuat pihaknya tidak bisa memberikan pembinaan intensif, terutama bagi koperasi baru atau yang sedang berupaya bangkit dari ketidakaktifan.

Namun kondisi tersebut mulai berubah setelah pemerintah daerah akhirnya memberikan dukungan tambahan sehingga pelatihan dapat diperbanyak hingga mencapai 10 angkatan dalam satu tahun.

“Peningkatan drastis ini tidak hanya memperkuat kapasitas pengurus koperasi, tetapi juga mendorong lonjakan jumlah koperasi aktif dari 47 menjadi lebih dari 500,” pungkasnya.(Adv).

Penulis : Dirhan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *