IMG-20251122-WA0018 4044166e-f72e-47b4-b4bc-ae5d3e481f14

Administrasi Lemah Jadi Penyebab Utama Koperasi di Sangatta Utara Masuk Kategori Tidak Sehat

Foto : Camat Sangatta Utara, Hasdiah Dohi.

Instankaltim.com – Kutim – Kecamatan Sangatta Utara, sebagai wilayah dengan jumlah koperasi terbanyak di Kabupaten Kutai Timur (Kutim), menghadapi tantangan serius terkait keberlangsungan usaha masyarakatnya. Meski ratusan koperasi tumbuh di berbagai sektor, sebagian di antaranya dinilai belum berada dalam kondisi sehat.

Menyikapi hal tersebut, Camat Sangatta Utara, Hj. Hasdiah Dohi, mengungkapkan koperasi Sangatta Utara banyak yang terancam tutup harus dilihat dengan indikator yang jelas. Ia menegaskan tidak semua koperasi masuk kategori tidak sehat, namun memang ada sebagian kecil yang mengalami kendala dalam mengembangkan usaha.

“Banyak koperasi kita yang sebenarnya punya potensi, tetapi terkendala administrasi. Mereka tidak mencatat keuangan, tidak mengelola modal, dan akhirnya sulit bersaing,” ujar Hasdiah, saat ditemui di ruang kerjanya, Sangatta, Selasa (02/12/2025).

Hasdiah mengungkapkan masalah administrasi ini membuat pelaku koperasi kesulitan mengakses bantuan, tidak mampu mengembangkan modal, dan mudah mengalami stagnasi ketika penjualan menurun.

“Pelaku koperasi kita disini hanya aktif saat menerima bantuan atau saat ada event besar. Setelah itu, usaha berjalan tanpa arah yang jelas,” ungkapnya.

“Setelah menerima pelatihan atau bantuan alat, hanya digunakan apa adanya. Tidak dilanjutkan menjadi usaha jangka panjang,” tambahnya.

Ia menegaskan, dari pengalaman pendampingan yang dilakukan PKK dan UP2K, hanya sebagian kecil pelaku yang benar-benar menindaklanjuti pelatihan menjadi usaha berkelanjutan.

“Salah satu contohnya usaha amplang, mereka yang berkembang karena pendampingan dilakukan secara konsisten dan pelaku usahanya benar-benar menerapkan materi pelatihan,” tegasnya.

Hasdiah berharap instansi terkait dapat memperkuat pendampingan terutama dari sisi administrasi, pengemasan produk, dan pemasaran. Sebab, tiga aspek inilah yang menjadi kunci koperasi untuk bertahan di tengah persaingan.

Tak hanya itu, ia mengajak pelaku koperasi agar tidak hanya menunggu event maupun bantuan, tetapi mulai membangun pola usaha yang mandiri dan berkesinambungan.

“Potensi koperasi kita besar, tinggal bagaimana para pelaku usahanya mampu mengelola usahanya dengan baik. Jika administrasi kuat, usaha pasti bisa berkembang,” pungkasnya.(Adv).

Penulis : Dirhan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *