Bukan perkara mudah menekan kemiskinan ektreem di Kutai Kartanegara (Kukar). Butuh stretegi jitu dan program yang tepat untuk mengentaskan penduduk miskin yang tersebar di 193 desa di Kukar. Program Dedikasi Kukar Idaman diharap menjadi salah satu solusinya.
Kepala Dinas Sosial Kukar, Hamly sependapat. Menangani kemiskinan eksteem di Kukar bukan hanya tugas dari Dinas Sosial saja.
“Semua Organisasi Perangkat Daerah (OPD) harus juga berbagi tugas dan program menekan kemiskinan,” kata Hamly.
Sebagai contoh, di sektor perikanan, lewat pemberian bantuan subsidi kepada nelayan dan pembudidaya. Program Dedikasi Kukar Idaman ini sudah dijalankan beberapa tahun terakhir.
Ditergetkan hingga 2024 mendatang ada 25 ribu nelayan dan pembudiaya produktif mendapat bantuan alat tangkap dan benih.
Di sektor pertanian juga telah digalakkan program penyuluhan, bantuan benih, pupuk, alat pertanian sampai infrastruktur kepada ribuan petani.
Dinas Sosial kebagian tugas mendata jumlah penduduk yang masuk kategori miskin ekstreem. Jumlahnya mencapai enam ribu warga per 2023 ini.
Selain mendata, Dinsos juga bertugas menyalurkan bantuan sembako. Bantuan ini disalurkan kepada Keluarga Penerima Manfaat (KPM). Sesuai dengan data Pensasaran Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem (P3KE).
Kriteria warga yang dianggap masuk kemiskinan ekstrem di antaranya lanjut usia (Lansia), tinggal sendirian, tidak bekerja, memiliki penyakit kronis/menahun, tidak bekerja, difabel atau disabilitas, rumah tidak layak huni, hingga tidak memiliki fasilitas air bersih dan sanitasi yang memadai.
Dalam setahun, lanjut Helmi menjelaskan, Dinas Sosial Kukar mengalokasikan Rp 3 miliar untuk bantuan sembako ini. Bantuan itu diberikan kepada sekitar seribu jiwa.
“Bantuan yang disalurkan setiap triwulan sekali atau 4 kali dalam setahun. Ini adalah upaya kami angka kemiskinan ekstrem. Yang juga dilakukan dengan membentuk Rumah Besar Penanggulangan Kemiskinan (RBPK),” pungkasnya. (*adv/diskominfo)