Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) telah mengutakan tekad menjadikan usaha pertanian dalam arti luas sebagai masa depannya. Salah satu program unggulan di kepemimpinan Bupati dan Wakil Bupati Kukar, Edi Damansyah dan Rendi Solihin adalah pertanian terintegrasi di lima kawasan.
Meliputi Kecamatan Marangkayu, Sebulu-Muara Kaman, Tenggarong – Loa Kulu, Tenggarong Seberang I, dan Tenggarong Seberang II.
Di masa depan, daerah itu disiapkan sebagai sentra lumbung pangan Kukar, Kaltim bahkan Ibu Kota Nusantara (IKN).
Potensi bisnis mulai bisa dilihat oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) di desa yang dijadikan pilot project pertanian dalam arti luas. Salah satunya, diungkapkan Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (DPMD) Kukar adalah BUMDes Loa Sumber Kecamatan Loa Kulu.
“BUMDes Loa Sumber bermitra dengan kelompok tani, mendistribusikan saprodi dan memberi akses permodalan kepada petani,” ujar Arianto kepada media ini.
Belum ada perkembangan terbaru berapa nilai omzet yang dihasilkan. Yang pesti, BUMDes Loa Sumber sering dijadikan salah satu referensi sukses mengelola usaha di bidang pertanian.
“Kita arahkan, BUMDes yang ingin belajar, bisa belajar ke Loa Sumber,” ujarnya.
Ada lagi BUMDes di Desa Perangat Selatan, Kecamatan Marang Kayu yang dinilai berhasil mengembangan jasa jual beli beras.
“BUMDes di Perangat Selatan, menjadi mitra Pertamina menyuplai beras yang mereka beli di Loa Kulu,” ujarnya.
Arianto belum hafal persis berapa banyak BUMDes di Kukar yang sudah mengembangkan bisnis di sektor pertanian dalam arti luas ini.
Namun, dari catatan dia, seluruh desa di Kukar berjumlah 193 desa sudah memiliki BUMDes. Dari jumlah itu, baru ada 90an BUMDes yang sudah berbadan hukum.
“Target kita, di akhir RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menegah Daerah) nanti, ada 50 sampai 60 BUMDes yang harus mengelola unit usaha pertanian dalam arti luas ini,” tutupnya. (advdiskominfokukar)