Instankaltim.com – Kutim – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Kutai Timur (Kutim), Faizal Rachman, menyoroti terkait belum optimalnya pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Maloy yang dilakukan oleh pemerintah.
Menurutnya, dengan adanya pengembangan KEK Maloy, seharusnya dapat memberikan ruang untuk mengolah produk turunan dari kelapa sawit. Namun, hingga kini, proyek tersebut belum berjalan dengan maksimal.
Hal ini disampaikan Faizal Rachman, saat ditemui sejumlah awak media, di Ruang Kerjanya, Kantor DPRD Kutim, Bukit Pelangi, baru-baru ini.
“Sebelumnya kan kita punya KEK Maloy yah, di mana itu bisa memberikan ruang untuk mengolah produk olahan turunan dari kelapa sawit. Harusnya itu yang kita genjot, tapi sampai sekarang kan belum berjalan,” ucap Faizal Rachman.
Anggota Komisi B DPRD Kutim itu beranggapan, kendala utama belum berjalannya pengembangan KEK Maloy, disebabkan oleh belum maksimalnya kajian investasi yang dilakukan pemerintah dalam meyakinkan para investor.
“Kendalanya yah dari segi keseriusan investor kan, karena sebelum mereka masuk harus perlu ada kepastian dulu. Jadi semuanya harus bersinergi dulu untuk memaksimalkan penarikan investor,” ujarnya.
Politisi Partai PDI-Perjuangan itu berharap bahwa pengembangan KEK Maloy, kedepannya bisa dimaksimalkan, sehingga menarik minat para investor untuk melakukan investasi di Kutim.
“Dengan besarnya investasi yang masuk ke wilayah Kutim, kita harapkan nantinya dapat mengurangi angka pengangguran dan kemiskinan di Kutim,” harapnya.(Adv).