Instankaltim.com – Kutim – Badan Narkotika Kabupaten (BNK) terus berupaya meningkatkan kapasitas sumber daya manusia (SDM) dalam memerangi narkoba. Salah satu langkahnya adalah melalui pelatihan selama tiga hari yang berlangsung di Sangatta, dengan menghadirkan peserta dari berbagai instansi, termasuk Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil), Satpol PP, dan Kementrian Agama (Kemenag).
Traineer dari Samarinda yang juga merupakan pemateri dari kegiatan tersebut, Ajie Nugraha menjelaskan bahwa pelatihan ini bertujuan memberikan soft skill kepada para peserta, khususnya dalam bidang public speaking dan Neuro Linguistic Programming (NLP).
“Melalui Public speaking, mereka yang bukan penyuluh resmi sekalipun dapat membantu BNK menyampaikan pesan tentang bahaya narkoba,” ujar Ajie dalam sesi wawancaranya, pada Rabu, (8/01/ 2025) di Ruang Sangkima, Hotel Royal Victoria, Sangatta Utara.
Peserta juga dibekali keterampilan konseling dasar berbasis NLP. Teknik ini dirancang untuk membantu proses trapi bagi individu yang mengalami kecanduan narkoba.
“Seorang penyuluh nanti bisa menerapi para orang yang adiksi atau orang-orang yang di rehabilitasi dengan teknik-teknik terapi ala NLP. Sehingga tidak perlu menunggu BNK,” tambahnya.
Lebih lanjut, Ajie mengatakan pelatihan ini berstandar sertifikasi nasional yang memberikan gelar non-akademis kepada para peserta. Pratik langsung pun diwajibkan selama pelatihan, dan Ajie selaku coach juga akan memantau peserta secara berkelanjutan melalui grup di aplikasi WhatsApp guna memastikan rencana tindak lanjut mereka berjalan efektif.
Selain itu, meski NLP hanya terapi komplementer lanjutnya, perannya penting sebagai pendamping terapi utama seperti yang dilakukan oleh psikolog dan psikiater. Pelatihan ini juga diharapkan dapat memperkuat gerakan anti narkoba di Kutai Timur dengan pendekatan kolaboratif dan professional, dan ia berharap pelatihan serupa dapat terus diadakan, bahkan oleh instansi lain.
“Ini sangat baik jika dilakukan secara berkelanjutan. Semua pihak dari PNS, honorer, hingga masyarakat umum bisa terintegrasi dalam penyuluhan dan terapi narkoba,” pungkasnya.
Penulis: Dirhan