Instankaltim.com – Kutim – Sebanyak 58 peserta yang terdiri dari ketua dan perwakilan Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM) dari 18 kecamatan se-Kabupaten Kutai Timur (Kutim) resmi dikukuhkan dalam kegiatan Pengukuhan dan Pembekalan FKDM Kecamatan, yang digelar di Ruang Meranti, Kantor Bupati Kutim, Selasa (21/10/2025).
Prosesi pengukuhan ditandai dengan penyematan pin FKDM kepada para Ketua FKDM kecamatan oleh Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kutim, Tejo Yuwono.
Kepala Kesbangpol Kutim, didampingi Asisten Administrasi Umum Setkab Kutim, Sudirman Latif juga menyerahkan secara simbolis dana operasional sebesar Rp 3 juta kepada masing-masing FKDM kecamatan.
Kegiatan pengukuhan tersebut turut dihadiri, unsur Forkopimda, tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat, tokoh pemuda, dan tamu undangan lainnya.

Dalam sambutan Bupati Kutim Ardiansyah Sulaiman yang diwakili Asisten Administrasi Umum Setkab Kutim, Sudirman Latif menyampaikan pentingnya peran FKDM dalam menjaga stabilitas dan keamanan daerah, terutama dalam upaya deteksi dini terhadap potensi konflik di tengah masyarakat.
“FKDM kecamatan memiliki peran strategis dalam mendukung pemerintah menjaga stabilitas daerah. Kewaspadaan dini bukan hanya tanggung jawab FKDM, tetapi juga seluruh elemen masyarakat,” papar Sudirman Latif.
Sudirman Latif juga meminta agar FKDM mampu menjadi penghubung yang aktif antara masyarakat dan pemerintah daerah, khususnya dalam menyampaikan informasi penting yang berkaitan dengan keamanan dan ketertiban.
“FKDM harus peka terhadap potensi ancaman sosial, politik, maupun budaya di masyarakat. Jadilah garda terdepan dalam mendeteksi dan mencegah potensi konflik agar bisa diselesaikan sejak dini, sebelum berkembang menjadi masalah besar,” tegasnya.

Sebelumnya, Ketua FKDM Kutim Khoirul Arifin, mengatakan kegiatan ini tidak hanya menjadi agenda seremonial, tetapi benar-benar memberikan manfaat nyata bagi seluruh peserta dan masyarakat.
“Melalui pembekalan ini, kami berharap seluruh pengurus FKDM di kecamatan semakin memahami perannya dalam menjaga keamanan dan ketenteraman di Kutim. Kegiatan ini juga menjadi wadah memperkuat komitmen bersama menjaga stabilitas daerah,” ujar Khoirul.
Khoirul juga menegaskan FKDM memiliki tanggung jawab moral untuk menjadi mata dan telinga pemerintah daerah terhadap setiap dinamika yang terjadi di masyarakat.
“Kita tidak hanya berperan ketika ada masalah, tetapi juga harus hadir untuk mencegah, agar potensi konflik tidak berkembang. FKDM harus mampu membaca situasi, membangun komunikasi yang baik dengan tokoh masyarakat, tokoh agama, maupun aparat di lapangan,” tegasnya.
Lebih lanjut, ia juga mengajak seluruh pengurus FKDM kecamatan agar menjadikan forum ini sebagai wadah kolaborasi, bukan hanya antaranggota, tetapi juga dengan berbagai pihak dalam menjaga keamanan dan ketertiban di Kutai Timur.
“Kita ingin FKDM benar-benar menjadi bagian dari solusi, bukan sekadar lembaga formalitas. Karena stabilitas daerah sangat bergantung pada kepekaan dan keaktifan kita semua,” tutupnya.
Diketahui, kegiatan yang berlangsung selama dua hari ini bertujuan untuk memperkuat struktur organisasi FKDM sekaligus meningkatkan kapasitas para pengurus dalam mengantisipasi potensi ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan (ATHG) di wilayah masing-masing.













